Langsung ke konten utama

Postingan

Sie reuboh Kuliner Warisan Aceh Besar

DAGING rebus atau dalam bahasa Aceh disebut sie reuboh, bukan sekadar daging yang direbus. Ini kuliner khas Kabupaten Aceh Besar yang diwariskan turun-temurun dan menjadi santapan wajib saat tiba Ramadhan. Karena, kuliner ini bisa bertahan hingga satu bulan. Sie reuboh memang bukan sekadar daging rebus. Ia dibuat dari gumpalan daging beserta gapah yang dibumbui garam, cabe merah, cabe kering, cabe rawit, kunyit, kemudian direbus hingga mendidih di belanga tanah tanpa disiram air. Khusus untuk gilingan ketiga jenis cabe, rawit, merah dan cabe jangan dihaluskan. Biarkan ia dalam keadaan kasar sehingga bijinya akan lengket di permukaan daging nantinya. Setelah air rebusan yang keluar dari daging dan gapah mengering, biarkan ia selama satu malam dalam belanga. Keesokan harinya, ketika dipanaskan kembali dan gapah yang membalut daging meleleh, siramkan cuka bersama air dan biarkan sampai mengering hingga dagingnya empuk. Cuka yang digunakan pun harus cuka enau. Sampai
Postingan terbaru

ANTISIPASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM UNTUK TANAMAN PANGAN

Pada saat ini terjadi perubahan iklim yaitu terjadinya hujan yang berkepanjangan atau terjadinya musim kemarau berkepanjangan sehingga mengakibatkan terganggunya budidaya pertanian khususnya tanaman pangan yang mengakibatkan dapat terganggunya produksi tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia. Antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi adalah salah satu upaya tetap terlaksananya budidaya pertanian tanaman pangan dengan baik sehingga produksi tetap terjamin dan dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam antisipasi dan adaptasi perubahan iklim untuk tetap mendukung   terlaksananya proses budidaya tanaman pangan yang dilakukan para petani di lapangan akan diuraikan di bawah ini sbb; Kenali perubahan iklim yaitu Pengertian perubahan iklim perlu dicermati dan dipahami sebelum membahas data dan fakta seperti yang banyak dibicarakan orang. Pengertian perubahan iklim tidak terle

Rencong Aceh

Rencong atau Rincong atau Rintjoeng adalah senjata pusaka bagi rakyat Aceh dan merupakan simbol keberanian,keperkasaan,pertahanan diri dan kepahlawanan aceh dari abad ke abad.Menurut salah satu sumber Rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan di abad ke-13. Dijaman Kerajaan Aceh Darussalam rencong ini tidak pernah lepas dari hampir setiap pinggang (selalu diselipkan dipinggang depan) rakyat Aceh yang rata-rata punya keberanian luar biasa baik pria maupun wanita karena rencong ini bagi orang Aceh ibarat tentara dengan bedilnya yang merupakan simbol keberanian,kebesaran,ketinggian martabat dan keperkasaan orang Aceh sehingga orang-orang portugis atau portugal harus berpikir panjang untuk mendekati orang Aceh.di masa ini Rencong mempunyai tingkatan yang menjadi ciri khas strata nasyarakat, untuk seorang Raj/Sulthan dan Ratu/Sulthanah untuk sarungnya terbuat dari gading dan untuk belatinya terbuat dari emas hingga sampai ke strata masyarakat bawah untuk sarung ter

” Mars Rimbawan “

SERUAN RIMBA Hai Perwira rimba raya, Mari kita bernyanyi, Memuji hutan rimba, Dengan lagu yang gembira, Dan nyanyian yang murni, Meski sepi hidup kita, Jauh di tengah rimba, Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja, Untuk nusa dan bangsa.  Rimba raya-rimba raya. Indah permai dan mulia Maha taman tempat kita bekerja (2X)  Rimba raya maha indah, Cantik molek perkasa, Penghibur hati susah, Penyokong nusa dan bangsa, Rimba raya mulia, Disitulah kita bekerja, Di sinar matahari, Gunung lembah berduri, Haruslah kita arungi, Dengan hati yang murni.  Rimba raya-rimba raya. Indah permai dan mulia Maha taman tempat kita bekerja (2X)  Pagi, petang, siang malam, Rimba kita berseru, Bersatulah, bersatu, Tinggi rendah jadi satu, Bertolonglah selalu, Jauhkanlah sikap kamu, Yang mementingkan diri, Ingatlah nusa bangsa, Minta supaya dibela, Oleh kamu semua.  Rimba raya-rimba raya. Indah permai dan mulia Maha taman tempat kita bekerja (2X) STIK P

Gajah Dalam Catatan Sejarah aceh

Gajah di dunia banyak terdapat di Asia dan Afrika . Hewan ini sangat besar bisa mencapai ukuran 3 sampai 5 meter dengan berat bisa mencapai 2 ton dan usianya bisa mencapai 150 hingga 200 tahun. Hewan gajah di beberapa masyarakat Asia Tenggara dianggap binatang yang memiliki keramat contohnya pada masyarakat Thailand hingga kini selain gajah disimbolkan sebagai lambang Negara, gajah-gajah juga dipelihara bukan sekedar sebagai atraksi pariwisata tetapi pemelihara gajah juga bentuk pengabdian kepada pencipta. Apa kaitan antara hewan gajah dengan sejarah Aceh bahkan Kodam Iskandar Muda hingga saat ini menggunakan lambang gajah Putih. Diantara hewan-hewan yang sering disebut sebagai peliharaan kerajaan, gajah adalah hewan yang melegenda di kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Aceh. Berikut kutipan tentang gajah yang pernah ada dalam sejarah Aceh : Menurut catatan ahli sejarah purbakala dipermulaaan tahun Masehi ahli geografi dari bangsa Griek dan Rome dalam lawatannya mengunjungi

Riset baru berusaha mengukur peran hutan dalam adaptasi iklim

Montpellier, Perancis – Kita tahu bahwa hutan berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Namun kemampuan hutan yang seperti apa yang dapat membantu kita untuk beradaptasi dengan hal tersebut? Pernyataan pertama sudah diketahui dengan baik; namun yang kedua masih belum. Kesenjangan pengetahuan ini telah mendorong sebuah studi strategi masyarakat pedesaan berbasis hutan dalam upaya resiliensi terhadap variasi iklim antar tiga benua. Hasil awal dari riset ini di Indonesia menunjukkan bahwa hutan memegang peranan kunci terkait bagaimana masyarakat menghadapi bencana alam. “Pertanyaan riset kami adalah bagaimana hutan mampu mengurangi kerentanan masyarakat terhadap variasi iklim,” ujar Florie Chazarin, seorang research fellow di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). Chazarin, bersama dengan rekannya Giacomo Fedele, sedang melakukan sebuah studi komparatif di Peru, Burkina Faso dan Indonesia. Ketiga negara ini dipilih karena “adanya peningkatan kerentanan