Langsung ke konten utama

ANTISIPASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM UNTUK TANAMAN PANGAN


Pada saat ini terjadi perubahan iklim yaitu terjadinya hujan yang berkepanjangan atau terjadinya musim kemarau berkepanjangan sehingga mengakibatkan terganggunya budidaya pertanian khususnya tanaman pangan yang mengakibatkan dapat terganggunya produksi tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia. Antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi adalah salah satu upaya tetap terlaksananya budidaya pertanian tanaman pangan dengan baik sehingga produksi tetap terjamin dan dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam antisipasi dan adaptasi perubahan iklim untuk tetap mendukung  terlaksananya proses budidaya tanaman pangan yang dilakukan para petani di lapangan akan diuraikan di bawah ini sbb;

Kenali perubahan iklim yaitu

Pengertian perubahan iklim perlu dicermati dan dipahami sebelum membahas data dan fakta seperti yang banyak dibicarakan orang. Pengertian perubahan iklim tidak terlepas dari istilah-istilah yang berkaitan dengan peristiwa perubahan iklim itu sendiri, seperti unsur-unsur perubahan iklim yang terdiri dari: suhu udara, kelembapan udara, pola curah hujan, iklim ekstrim (la-nina, el-nino) dan peningkatan muka air laut.

Pemahaman masyarakat petani, perubahan iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang semakin sering tidak menentu, sedemikian rupa sehingga mengganggu kebiasaan petani atau perilaku pertanian dalam pelaksanaan budidaya pertanian dan mengancam hasil panen yang akan diperolehnya. Jadi penyuluh pertanian dan petani dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan jalan membandingkan iklim yang biasa terjadi sebelumnya dengan tanda-tanda perubahan iklim yang saat ini terjadi (misalnya suhu udara yang meningkat, pola curah hujan yang tidak menentu dan lain-lain).

Bila para penyuluh pertanian dan petani telah mendapatkan atau merasakan terjadinya tanda- tanda perubahan iklim, maka para penyuluh pertanian dan petani mengupayakan merubah pelaksanaan budidaya pertanian tanaman pangan yang selama ini dilakukan menjadi pelaksanaan yang dapat lebih mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim sehingga proses budidaya tanaman pangan dapat terlaksana dengan baik.

Pemilihan  komoditi yang tahan kekeringan

Seperti yang telah dijelaskan di atas terjadi perubahan iklim yang meliputi terjadinya musim kemarau berkepajangan atau musim hujan berkepanjangan, yang mengakibatkan terganggunya tanaman pangan yang diusahakan para petani sehingga mengancam hasil panennya. Untuk mengatasi hal tersebut para penyuluh pertanian di lapangan dapat mendorong atau mengarahkan para petani dalam mengantisipasi dan mengadaptasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan jalan menanam komoditas tanaman pangan yang tahan kekeringan atau kebanjiran di lahan usaha taninya.

Kita ketahui ada beberapa komoditi tanaman pangan yang tahan kekeringan dan kebanjiran misalnya tanaman jagung, tanaman kacang hijau, tanaman kacang tanah, tanaman ubi kayu, tanaman talas / kimpul, tanaman ganyong. Bila komoditi tanaman pangan ini di usahakan para petani di lahan usaha taninya dan dikelola dengan baik maka sungguhpun terjadi perubahan ikilm mudah- mudahan usaha tani tanaman pangan yang dikelola petani tersebut akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan petani di lapangan, yang dapat memenuhi kebutuhan petani dan keluarganya.



Pemilihan Varietas Unggul

Seperti yang jelaskan di atas bahwa terjadinya perubahan iklim baik berupa iklim ekstrim kering maupun ekstrim hujan yang berkepanjangan mambuat terganggunya pertumbuhan tanaman pertanian khususnya tanaman pangan. Para peneliti pertanian telah berusaha menemukan berbagai varietas tanaman pertanian yang tahan hama penyakit, kekeringan dan kebanjiran. Diketahui bahwa dari komoditi yang ada terdapat beberapa varietas unggul yang tahan perubahan iklim. Oleh karena itu para penyuluh pertanian dan petani di lapangan harus memperhatikan varietas yang akan ditanam disesuaikan dengan kondisi dan antisipasi perubahan iklim yang terjadi. Misalnya di wilayahnya diperkirakan akan terjadi ekstrim kering maka tanamlah varietas tanaman yang tahan akan kekeringan yang berdasarkan deskripsi varietas dapat diketahui.

Tinggi rendahnya tingkat kuantitas dan kualitas hasil suatu tanaman sebagain besar dipengarahi oleh varietas yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan varietas menjadi sangat penting karena varietas unggul memiliki berbagai kelebihan misalnya produktivitas lebih tinggi, lebih toleran terhadap kondisi curah hujan, penyinaran matahari, suhu tanah dan sebagainya. Selain itu varietas yang tinggi produksinya dan tahan terhadap serangan berbagai jenis hama penyakit, kualitas hasil yang lebih baik seperti warna/penampakan, rasa dan lain- lain. Contoh varietas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim antara lain; varietas padi Inpari 13, varietas jagung Hibrida P28, dan lain sebagainya.



Pelaksanaan tanam maju

Bila terjadi perubahan iklim misalnya tanda- tanda akan terjadinya musim kemarau yang tidak lama lagi datang maka selanjutnya para petani disarankan segera mempersiapkan lahan usaha taninya untuk ditanami tanaman pangan yang agak tahan kering seperti tanaman jagung, tanaman kacang tanah, tanaman kacang hijau, tanaman talas, tanaman ubi kayu dan lain-lain. Yang semua tanaman itu dapat segera ditanam di lahan usaha tani yang telah tersedia.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan jalan pengolahan tanah lebih awal atau habis pemanenan komoditi tertentu seperti padi langsung dilakukan penugalan penanaman jagung di samping larikan padi yang baru dipanen sehingga pengolahan tanah bersamaan waktu penyiangan jagung yang sudah tumbuh. Dengan jalan begitu maka waktu tanam dapat lebih maju dari sebelumnya, sehingga waktu turun hujan yang ada atau tersedianya air dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman pangan yang dikelola para petani di lapangan.

Tanam Mundur

Bila terjadi musim kemarau yang berkepanjangan dan sifatnya musim kemarau yang mendadak, sehingga untuk pengolahan tanah dan penanaman benih / bibit tidak memungkinkan lagi dilakukan segera, bila pun dipaksakan akan menyebabkan bibit/ benih tanaman pangan tidak akan tumbuh dengan baik. Maka selanjutnya yang dilakukan adalah memundurkan waktu pengolahan tanah dan penanaman tanaman pangan tersebut.

Pada waktu musim kemarau yang terjadi berkepanjangan itu, petani berupaya mempersiapkan lahannya sebisanya misalnya menggaruk / membasmi rumput yang ada di lahannya dan memperbaiki bedeng atau tanggul-tanggul yang ada di lahan. Setelah hujan tiba selanjutnya para petani segera mengolah tanah / membalik tanah dan meratakannya. Jika kondisi lahan bagus / tanah gembur lahan tidak usah diolah langsung ditanam dengan menugalkan bibit tanaman yang akan diusahakan misalnya jagung, kacang tanah, kacang hijau atau tanaman lainnya.

Diversifikasi Tanaman

Untuk mengantisipasi dan adaptasi perubahan iklim yang terjadi  dan mendapatkan produksi yang baik untuk kesejahteraan petani dan keluarganya, maka dapat dilakukan dengan jalan pelaksanaan diversifikasi tanaman pangan yang akan diusahakan para petani di lapangan. Dengan jalan ini diharapkan ancaman perubahan iklim yang terjadi terhadap penurunan produksi tanaman pangan dapat dihindari.

Kita ketahui bersama banyak komoditi tanaman pangan yang tahan kekeringan tetapi secara keseluruhan nilai ekonomisnya memang rendah, sebaliknya banyak tanaman pangan yang kurang tahan terhadap perubahan iklim tetapi nilai ekonomisnya kurang tinggi. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi dan mengurangi kegagalan panen dapat dilakukan tanaman diversifikasi antara tanaman ekonomis tinggi dengan ekonomis rendah misalnya tanaman jagung diversifikasi dengan tanaman ubi jalar, tanaman kedelai diversifikasi dengan tanaman talas dan banyak lagi tanaman yang dapat diversifikasi antara satu tanaman dengan tanaman lainnya

Pengendalian Hama Penyakit yang Ramah lingkungan

Dengan perubahan ikilim yang terjadi maka intensitas serangan hama penyakit pada tanaman akan lebih meningkat, sehingga perlu melakukan antisipasi pengendalian hama penyakit yang lebih baik dan ramah lingkungan. Salah satu pestisida yang ramah lingkungan adalah pestisida organik atau pestisida hewani yang telah banyak dianjurkan para penyuluh pertanian. Karena pestisida organik dan hewani selain ramah lingkungan juga harganya lebih murah dan menampung tenaga kerja setempat.

Pestisida organik tersebut dapat digunakan karena merapakan bahan pemberantasan hama penyakit yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi saat ini. Penggunaan pestisida organik ini juga salah satu upaya membantu untuk mengurangi adanya pengrusakan unsur- unsur lingkungan dan unsur-unsur organik tanah yang ada di dalam tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi tersebut dapat mencapai pertumbuhan optimal yang diharapkan.

Penggunaan pestisida organik juga menjaga kesuburan tanah yang tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia maka kesuburan tanah tetap terjaga dan mahluk hidup lainnya seperti musuh alami tetap hidup dengan baik. Perubahan iklim yang menyebabkan bergesemya unsur- unsur iklim seperti suhu udara, curah hujan , kelembaban udara, yang mempengaruhi lingkungan sekitar termasuk tanaman pertanian seperti padi dan lain-lain. Dengan menggunakan pestisida organik secara dini maka keadaan pertumbuhan tanaman padi dan tanaman pertanian lainnya akan lebih baik dan lingkungan sekitar juga terpelihara lebih baik.

Penggunaan Pupuk Organik

Penggunaan pupuk organik berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sangat baik digunakan para petani di lapangan selain menyuburkan tanaman pangan yang dipelihara sekaligus juga sebagai upaya untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengantisipasi perubahan iklim. Jika menggunakan pupuk anorganik memang secara cepat menyuburkan tanaman tetapi efek sampingannya merusak struktur tanah dan unsure  organisme yang hidup dalam tanah.

Disarankan para petani di lapangan menggunakan pupuk kompos yang bahan materinya dapat diperoleh dengan mudah dari sisa tanamannya ataupun sisa kotoran hewan yang dipelihara. Dengan menggunakan pupuk kompos atau organik ini selain menyuburkan tanaman, memperbaiki struktur tanah, berkembang organisme dalam tanah juga harga pupuk organik lebih  murah bila dibandingkan dengan pupuk anorganik,  selain itu pupuk organik dapat menampung tenaga kerja setempat.

Pemeliharaan yang tepat

Untuk mengatisipasi dan adaptasi perubahan iklim yang  terjadi maka dalam pemeliharaan tanaman pangan perlu pemeliharaan yang tepat yaitu meliputi; a) pemupukan tanaman yang baik, waktu pemupukan sebaiknya sore hari atau tidak pada waktu hujan dan pupuk sebaiknya dibenamkan di dalam tanah dekat akar tanaman, b) pemberantasan hama penyakit yang ramah lingkur dengan menggunakan pestisida organik / hewani dan  waktu penyemprotan usahakan angin tidak kencang, c) penyiangan rumput/gulma dilakukan secepat mungkin sehingga tidak terjadi persaingan dalam mengambil unsur hara, d) pengaturan air sebaik mungkin sehingga  hama penyakit tidak berkembang.

Jika pelaksanaan pemeliharaan tanaman panga tersebut di atas dilaksanakan dengan baik maka proses pertumbuhan tanaman pangan yang diusahakan para petani di lapangan akan berkembang dengan baik. Tentunya akan diperoleh produksi tanaman pangan  yang tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia. Dan tak kalah pentingnya lingkungan hidup akan terpelihara dengan baik pula sehingga proses kehidupan rakyat Indonesia berjalan baik dan seimbang.

Panen yang tepat

Jadi dengan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim kering atau basah maka perencanaan tanam padi perlu dilakukan dengan baik dengan memperhatikan perkiraan iklim yang terjadi di wilayahnya berdasarkan data yang diperoleh dari tanda-tanda yang dapat maupun  rasakan dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Dan memperhatikan  waktu tanam dan umur tanaman padi sehingga dapat diperkirakan waktu panen tanaman pangan tiba dan pelaksanaan yang benar-benar tepat, baik tepat waktu,  tepat pelaksanaan dan tepat perlakuan. Bila hal ini dilakukan mudah-mudahan hasil panen yang diperoleh petani sesuai dengan harapan bersama, yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pemanenan merupakan tahap awal yang sangat penting dari seluruh rangkaian kegiatan penangan pasca panen tanaman pangan, karena tidak hanya berpengaruh terhadap kuantitas hasil panen melain juga berpengaruh terhadap kualitasnya.

Pemanenan yang terlalu awal, memberikan hasil panen dengan persentase butir muda yang tinggi sehingga kualitas biji dan daya simpannya rendah. Sedangkan pemanenan yang terlambat mengakibatkan penurunan kualitas dan peningkatan kehilangan, sebagai akibat pengaruh cuaca yang tidak menguntungkan maupun investasi hama dan penyakit di lapangan.

Dengan pelaksanaan panen yang tepat waktu dan tepat penggunaan alat panen, misalnya pemanenan dengan menggunakan sabit bergerigi dan merontoknya segera dengan pedal tresser maka akan diperoleh hasil padi yang optimal karena butir padi berisi penuh serta  biji yang terbuang dapat diperkecil. Begitu juga unt tanaman pangan lainnya bila dilakukan panen yang akan memberikan hasil yang maksimal.

Pengolahan dan Pemasaran yang tepat

Dalam mengantisipasi dan adaptasi perubahan iklim perlu dilakukan pengolahan dan pemasaran tanaman pangan yang tepat, misalnya jagung karena pengaruh iklim yang terjadi maka tanaman jagung segera dipanen dengan melakukan penjualan jagung rebus, karena bila dibiarkan sampai kering di tongkol maka pengeringan tidak bagus akibat hujan yang terus menerus. Dengan dijual sebagai jagung muda, maka hasilnya akan lebih baik dan kualitasnya lebih tingi dan para pembeli merasa puas dengan keadaan itu.

Contoh lain misalnya musim kemarau yang panjang maka pemanenan padi dapat dilakukan maksimal sehingga proses pengeringan gabah dapat dilakukan dengan sempurna. Petani disarankan menggiling padinya dulu baru beras di jual ke pasar. Karena dengan menjual beras lebih menguntungkan petani bila dibandingkan hanya menjual gabah. Setiap 100 kg gabah petani hanya memperoleh uang kurang lebih 3.000.000, sedangkan bila dijual berupa beras maka petani memproleh uang kurang 3.700.000 ditambah sisa dedak dan bekatul. Jadi disarankan para petani di lapangan mengolah dan menjual hasil tanaman pangannya dengan tepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Air bagi kehidupan Manusia

Fungsi dan Peran Air Bagi Kehidupan Manusia Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup. Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karena tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri. Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam kegiatannya, antara lain digunakan untuk: Keperluan rumah tangga, misal

Sifat Dunia adalah Pembunuh . . !

Sudah menjadi suratan takdir kita dihidupkan di dunia ini, dimana kita pasti akan bergelimang dengan dunia, menginginkan dunia, yagn pada ujungnya mengalami kesibukan-kesibukan baik itu sibuk bekerja, sibuk soal-soal kepentingan pribadi, dan sibuk masalah diri sendiri, dan pastinya akan menemui dan merasakan bahagia dan kecewa, kesuksesan dan kegagalan. Semua itu jangan sampai menjadikan kita keheranan, sebab semuanya itu merupakan pembawaan dari sifat-sifat dunia itu sendiri sebagai perwujudan"Laa'ibun walahwun" permainan dan senda gurau belaka, maka jangan sekali-kali kita menjadikan hidup di dunia ini sebagai tempat untuk bernaung, melainkan harus kita jadikan sebagai tempat berpijak bagi kehidupan yang hakiki kita kelak di akhirat nanti. Untuk itu "LETAKKAN DUNIA INI DIDALAM GENGGAMAN TANGANMU, DAN LETAKKAN AKHIRAT DIDALAM HATIMU", jangan mudah kagetan, jangan mudah engkau heran, dan jangan mudah engkau meremehkan di dalam hidup ini, maka engkau a

Ranup Lampuan

Ranup Lampuan adalah kesenian tari yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam. Tari ini merupakan visualisasi dari salah satu filosofi hidup warga Aceh, yakni menjunjung keramah-tamahan dalam menyambut tamu. Gerakan demi gerakan dalam Ranup Lampuan menggambarkan prosesi memetik, membungkus, dan menghidangkan sirih kepada tamu yang dihormati, sebagaimana kebiasaan menghidangkan sirih kepada tamu yang berlaku dalam adat masyarakat Aceh. Menilik karakteristiknya, atas dasar tersebut, tari ini digolongkan ke dalam jenis tari adat/upacara. Tarian Ranup Lampuan (ATjeh) Sejarah Ranup Lampuan Ranup (atau ranub) dalam Bahasa Aceh memang berarti sirih, sementara lampuan terdiri dari dua kata, yakni (lam) yang artinya dalam, dan (puan) yang berarti tempat sirih khas Aceh. Tarian ini diciptakan oleh Yusrizal (Banda Aceh) kurang lebih pada 1962 (Burhan, 1986; 141). Tak lama setelah populer di Banda Aceh, tari ini berkembang di berbagai daerah lainnya di Nangroe Aceh Darussalam. Selain Ra