Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Hutan atau Lautan Api

Oleh Mahfudh Harun KEBAKARAN hutan di Indonesia sepertinya tidak pernah berhenti. Awal 2014 ini pun kebakaran hutan kembali terjadi di berbagai daerah dengan luasan ribuan hektare. Hutan di “Negeri Lancang Kuning” Riau, misalnya, menjadi santapan “si jago merah” yang telah menimbulkan bencana tersendiri terhadap kehidupan. Bahkan, api seakan tak mengenal hutan milik siapa, hingga hutan bumi Serambi Mekkah pun menjadi sasaran korban lalapan kobaran api. Lihatlah, apa yang terjadi terhadap hutan di pulau Sumatera, seperti hutan di Riau kini sedang terbakar pelan-pelan tapi pasti dan menjalar luas. Demikian pula di Aceh, tidak kurang dari lima kabupaten yang marak terjadi kebakaran, yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), dan Pidie (Serambi, 13/2/2014). Gas pembakaran berupa asap melayang ke udara menyelimuti atmosfir Indonesia. Tidak hanya bersifat polusi udara domestik, rupanya asap terbang bersama tiupan angin ke belahan dunia lain. Ia bak komodit

Orang Cerdas adalah Orang Yang Selalu Ingat Mati

Setiap orang meyakini bahwa setiap jiwa yang bernafas pasti akan mengalami kematian. Namun, kesibukan sehari-hari seringkali membuat orang terlena dan lupa bahwa besok atau lusa akan dipanggil oleh Allah SWT. Sampai tiba suatu saat, malaikat datang menjemput, dan pupuslah semua kelezatan dunia beralih menuju kehidupan yang abadi di sisi-Nya. Orang beriman seharusnya tidak takut menghadapi mati, karena mati adalah sebuah keniscayaan. Yang harus ditakuti adalah apakah amal kita sudah cukup untuk menghantarkan pada kebahagiaan di akhirat?. Abu Bakar R.A saat ditanya oleh seorang sahabat, berapa kali anda ingat kematian dalam sehari? Abu bakar menjawab, “Saya mengingat mati manakala mata saya terjaga”. Itulah, sikap seorang teladan dalam mengingat kematian yang dengannya dapat menghantarkan pada puncak iman yang luar biasa. Hidup di dunia hanyalah sementara, nikmat dunia yang diberikan Allah masih sedikit. Dari 100 rahmat-Nya hanya 1 rahmat yang diberikan ke dunia untuk dinikmat

Biografi Hasan Tiro (Wali Nanggroe Aceh)

Nama Lengkap: Teungku Hasan Muhammad di Tiro Tanggal Lahir: 25 September 1925 Tempat Lahir: Pidie, Aceh Wafat: Banda Aceh, 3 Juni 2010 Hasan Tiro lahir pada tanggal 25 September 1925. Dia pernah menjadi pejabat negara di masa Orla. Dia memproklamasikan kemerdekaan Aceh pada 4 Desember 1976. Dia berjuang untuk Aceh merdeka dari Swedia sejak 1979 dan menjadi warga negara setempat. Di usia tuanya, Hasan memutuskan pulang kampung dan memutuskan melepas paspor Swedianya. Lelaki kelahiran Pidie, Provinsi Aceh, 25 September 1925 ini sempat mengasingkan diri di Stockholm, Swedia sejak 1976. Ia kembali ke Aceh setelah penandatanganan kesepakatan damai RI-GAM di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Hasan Tiro resmi menjadi Warga Negara Indonesia terhitung Rabu (2/6), satu hari setelah dirayakannya Hari Lahirnya Pancasila berdasar Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 silam. Hasan Tiro menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) [03/06/2010] Banda Aceh pukul 12:1

Iskandar Muda (Raja Aceh)

K esultanan Aceh tahun 1636, Seorang Sultan Perkasa – Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam – yang menguasai Sumatera dan Semenanjung Malaka sedang berdiam diri dalam istana. Sultan merenung di Balairung yang juga tidak jauh dari Balai Cermin yang agung. Sumatera dan Malaka sudah dalam genggamannya. Namun, ia pun melihat Portugis, Inggris, dan beberapa Negara Eropa lain sedang mengincar penguasaan Selat Malaka. P ejalan Hidup Iskandar Muda Asal usul Dari pihak leluhur ibu, Iskandar Muda adalah keturunan dari Raja Darul-Kamal, dan dari pihak leluhur ayah merupakan keturunan dari keluarga Raja Makota Alam. Darul-Kamal dan Makota Alam dikatakan dahulunya merupakan dua tempat pemukiman bertetangga (yang terpisah oleh sungai) dan yang gabungannya merupakan asal mula Aceh Darussalam. Iskandar Muda seorang diri mewakili kedua cabang itu, yang berhak sepenuhnya menuntut takhta.Ibunya, bernama Putri Raja Indra Bangsa, yang juga dinamai Paduka Syah Alam, adalah anak dari Sultan Alauddin Riaya

Apa itu REDD

REDD adalah REDD, atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (Pengurangan emsisi dari deforestasi dan degradasi hutan) : Sebuah mekanisme untuk mengurangi emisi GRK dengan cara memberikan kompensasi kepada pihak pihak yang melakukan pencegahan deforestasi dan degradasi hutan. Bagaimana cara kerja REDD? Pengurangan emisi atau deforestasi yang dihindari diperhitungkan sebagai kredit. Jumlah kredit karbon yang diperoleh dalam waktu tertentu dapat dijual di pasar karbon. Sebagai alternatif, kredit yang diperoleh dapat diserahkan ke lembaga pendanaan yang dibentuk untuk menyediakan kompensasi finansial bagi negara negara peserta yang melakukan konservasi hutannya. Skema REDD memperbolehkan konservasi hutan untuk berkompetisi secara ekonomis dengan berbagai kegiatan ekonomi lainnya yang memicu deforestasi. Pemicu tersebut saat ini menyebabkan terjadinya pembalakan yang merusak dan konversi hutan untuk penggunaan lainnya, seperti padang penggembalaan ter

Sifat Dunia adalah Pembunuh . . !

Sudah menjadi suratan takdir kita dihidupkan di dunia ini, dimana kita pasti akan bergelimang dengan dunia, menginginkan dunia, yagn pada ujungnya mengalami kesibukan-kesibukan baik itu sibuk bekerja, sibuk soal-soal kepentingan pribadi, dan sibuk masalah diri sendiri, dan pastinya akan menemui dan merasakan bahagia dan kecewa, kesuksesan dan kegagalan. Semua itu jangan sampai menjadikan kita keheranan, sebab semuanya itu merupakan pembawaan dari sifat-sifat dunia itu sendiri sebagai perwujudan"Laa'ibun walahwun" permainan dan senda gurau belaka, maka jangan sekali-kali kita menjadikan hidup di dunia ini sebagai tempat untuk bernaung, melainkan harus kita jadikan sebagai tempat berpijak bagi kehidupan yang hakiki kita kelak di akhirat nanti. Untuk itu "LETAKKAN DUNIA INI DIDALAM GENGGAMAN TANGANMU, DAN LETAKKAN AKHIRAT DIDALAM HATIMU", jangan mudah kagetan, jangan mudah engkau heran, dan jangan mudah engkau meremehkan di dalam hidup ini, maka engkau a

AWAL MULA BERDIRINYA KERAJAAN ACEH

A wal Mula Berdirinya Kerajaan Aceh Ketika awal kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatra, terdapat dua pelabuhan dagang yang besar sebagai tempat transit para saudagar luar negeri, yakni Pasai dan Pedir. Pasai dan Pedir mulai berkembang pesat ketika kedatangan bangsa Portugis serta negara-negara Islam. Namun disamping pelabuhan Pasai dan Pedir, Tome Pires menyebutkan adanya kekuatan ketiga, masih muda, yaitu “Regno dachei” (Kerajaan Aceh). Aceh berdiri sekitar abad ke-16, dimana saat itu jalur perdagangan lada yang semula melalui Laut Merah, Kairo, dan Laut Tengah diganti menjadi melewati sebuah Tanjung Harapan dan Sumatra. Hal ini membawa perubahan besar bagi perdagangan Samudra Hindia, khususnya Kerajaan Aceh. Para pedagang yang rata-rata merupakan pemeluk agama Islam kini lebih suka berlayar melewati utara Sumatra dan Malaka. Selain pertumbuhan ladanya yang subur, disini para pedagang mampu menjual hasil dagangannya dengan harga yang tinggi, terut

Mesjid Raya baiturrahman (Banda Aceh)

Mesjid raya baiturrahman (ACEH) Jika ada sebuah tempat yang harus Anda kunjungi saat bertandangan ke Banda Aceh, itu adalah Masjid Raya Baiturrahman. Inilah situs bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh dan bertahan hingga saat ini. Masjid ini telah melalui berbagai hal, mulai dari tragedi pembakaran oleh kolonial Belanda tahun 1873 hingga hantaman tsunami di akhir 2004. Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun di era Kesultanan Aceh. Bagian atap masjid ini dibuat sesuai dengan ciri khas masjid-masjid di Indonesia pada masa itu, atap limas bersusun empat. Terdapat dua versi sejarah mengenai riwayat pembangunan masjid ini. Sebagian sumber menyebutkan masjid ini didirikan pada 1292 M oleh Sultan Alauddin Johan Mahmudsyah. Sementara, sumber yang lain menyebutkan masjid ini didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada 1612 M. Dalam perjalanannya, masjid ini pernah dibumihanguskan oleh Belanda saat serangan ke Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873. Runtuhnya

Menatap Langit Tak Akan Menghilangkan Dahagamu

Cintaku, cucu-cucuku. Kemari, lihatlah cakrawala langit. Tahukah kau darimana datangnya hujan? Air yang terdapat pada bumi diserap oleh langit. Ia terkumpul menjadi awan dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Bagaimanapun, proses ini tidak terjadi setiap waktu. Kau tidak bisa bergantung pada hujan. Contohnya, kau selalu membutuhkan air untuk minum, betulkah? Tapi bisakah kau bergantung dari air hujan yang turun dari langit? Akankah menatap langit dapat menghilangkan dahagamu? Tidak bisa, tidak selamanya hujan turun tatkala dahaga mendatangimu. Kau tidak mungkin berharap air turun dari langit ketika kau menginginkannya. Jika kau berdiri di sana berharap hujan akan turun, kau tak akan bisa menghilangkan dahagamu. Malahan kau akan berakhir dengan berkeliling bersama kotoranmu dan kau akan mati. Sekarang lihatlah tanah ini cucu-cucuku. Selalu tersedia air di dalamnya. Jika kau gali tanahnya dan kemudian menemukan mata air, kau bisa meminum sepuasnya, sesuka