Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqoroh 165, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah“.
Ayat di atas menjelaskan pentingnya cinta, takut dan harap kepada Allah. Cinta kepada Alloh haruslah ditempatkan diatas segala-galanya, jangan sejajar dengan sembahan-sembahannya. Bahkan Allah menjelaskan sifat orang yang beriman, ia amat sangat cinta kepada Allah.
Lebih lanjut Allah berfirman dalam QS At-Taubah 34, “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
Mencintai kepada Allah, haruslah mengalahkan delapan perkara seperti yang tercantum dalam ayat di atas yakni bapak, anak, saudara, istri, kaum keluarga, harta, perniagaan, tempat tinggal. Jangan sampai kedelapan perkara ini menghambat kecintaan kita kepada Allah.
Diantara delapan perkara ini, biasanya yang paling dominan menghambat kecintaan kita kepada Allah adalah harta, bisnis dan tempat tinggal. Banyak orang yang berani mati atau saling membunuh demi mendapatkan harta dan kedudukan. Banyak orang yang tidak amanah dan jujur serta melaksanakan maksiat dalam berbisnis, serta berjuang mati-matian demi mendapatkan atau mempertahanakan tempat tinggal yang dicintainya.
Terkait dengan cinta kepada Allah, selain harus memberikan totalitas cinta kepada-Nya, kita juga harus berharap mendapatkan cinta dari-Nya. Ibnu Taimiah mengatakan, terdapat sepuluh kiat agar kita mendapat cinta dari Allah SWT yaitu sebagai berikut:
Ayat di atas menjelaskan pentingnya cinta, takut dan harap kepada Allah. Cinta kepada Alloh haruslah ditempatkan diatas segala-galanya, jangan sejajar dengan sembahan-sembahannya. Bahkan Allah menjelaskan sifat orang yang beriman, ia amat sangat cinta kepada Allah.
Lebih lanjut Allah berfirman dalam QS At-Taubah 34, “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
Mencintai kepada Allah, haruslah mengalahkan delapan perkara seperti yang tercantum dalam ayat di atas yakni bapak, anak, saudara, istri, kaum keluarga, harta, perniagaan, tempat tinggal. Jangan sampai kedelapan perkara ini menghambat kecintaan kita kepada Allah.
Diantara delapan perkara ini, biasanya yang paling dominan menghambat kecintaan kita kepada Allah adalah harta, bisnis dan tempat tinggal. Banyak orang yang berani mati atau saling membunuh demi mendapatkan harta dan kedudukan. Banyak orang yang tidak amanah dan jujur serta melaksanakan maksiat dalam berbisnis, serta berjuang mati-matian demi mendapatkan atau mempertahanakan tempat tinggal yang dicintainya.
Terkait dengan cinta kepada Allah, selain harus memberikan totalitas cinta kepada-Nya, kita juga harus berharap mendapatkan cinta dari-Nya. Ibnu Taimiah mengatakan, terdapat sepuluh kiat agar kita mendapat cinta dari Allah SWT yaitu sebagai berikut:
- Sering membaca Al-Qur’an dengan memahami maksud isinya
- Melakukan ibadah sunah selain yang pekerjaan wajib
- Berdikir dengan lisan, hati, dan perbuatan
- Mendahulukan apa yang dicintai Allah dibanding yang dicintai dirinya
- Membiasakan memahami dan mengamalkan asmahul husna
- Bersyukur
- Rendah hati
- Berkhalwat untuk qiyamullail dan tobat
- Berkumpul bersama orang yang cinta kepada Allah
- Menjauhkan hal-hal yang membuat hati jauh dari Allah.
Mari setiap waktu yang kita miliki digunakan untuk melaksanakan kiat-kiat di atas sesuai dengan kemampuan masing-masing agar mendapatkan kecintaan Allah SWT.
Komentar